Ibuku adalah center of universe di keluargaku,pemegang hak mutlak veto, menteri keuangan, legislatif, head of budgeting, psikiater kawakan, tabib gigi, feodalis, demokrasi terpimpin dan lebih keren lagi Ibuku adalah seorang taurus. Ada cerita menarik seputar per-tabib-an, ketika aku masih SD, jika Ibu mendapati ada salah satu gigi bungsuku yang sudah goyang,maka Ibu akan mengambil seutas benang dan disimpulkan mengelilingi gigi itu. Kalau sudah begitu,aku hanya akan dapat mengerang menahan sakit dan berharap proses pencabutan ini berjalan laksana dompet yang hilang dicopet,cepat dan seketika. Ibu lihai dalam mencabut gigi dengan menggunakan benang,bahkan jika dokter gigi butuh beberapa suntikan bius maka Ibuku cukup dengan kalimat basmalah. Tarik kanan tarik kiri, gigi dengan akar paling kuat sekalipun akan tumbang di tangan Ibuku. Hebatnya lagi,jika gigi sudah tercerabut, meskipun aku ngilu bukan buatan, tapi aku bangga bisa melempar gigi bungsu bagian bawah ke atap genteng rumahku. Ritual ini aku telan mentah-mentah saja dari nenek moyang jawa,katanya supaya gigi penggantinya bisa tumbuh kuat.
Ibu adalah salah satu pilar pemerintahan dikeluargaku,Ibuku cukup bertangan besi,Ibu begitu saklek dalam menjalankan apa yang menurut Ibuku benar. dan jika kami,anak-anaknya,membangkang,maka Ibuku akan menceramahiku panjang kali lebar. Cara ini,meskipun sekeras jaman kremlin di Rusia, namun terbukti efektif untuk mendidik kami, anak jaman gaban, untuk displin dan patuh.
Ibu pandai memasak dan seorang pekerja keras. Ibu mampu menyeimbangkan antara karir dan keluarga, meskipun berangkat pagi, Ibu tak lupa menyiapkan sarapan sejak subuh. dan ketika petang menjelang, jika Ibu sudah pulang dari kantor, setelah shalat azhar maka Ibu akan mempersiapkan hidangan makan malam. Dan itu belum termasuk jika ada hajatan di rumah, maka jauh-jauh hari Ibu akan mencicil memasak, Ibu sangat suka memasak sendiri makanan daripada jajan. Ibuku ini sepertinya tidak punya urat capek, jika tidak memasak maka Ibu akan membersihkan rumah,berkebun, atau mencuci pakaian. Justru yang aku heran,Ibu akan terlihat lemas dan tidak bersemangat jika tidak sIbuk dengan kegiatan di rumah, namun jika sudah malam menjelang dan Ibu kelelahan beraktivitas seharian, maka bergantian Ibu panggil anaknya satu persatu, pijit.
Pada suatu siang di bulan Maret 2010 saat aku masih sibuk membanting tulang di Ibukota,begitu sibuknya sampai sampai rasanya aku sudah lupa telah hampir 6bulan aku belum pernah pulang ke Malang. Ditengah jadwal yang padat dan stress yang mulai menerkam, handphone ku berdering. Sebuah pesan singkat dari Ibuku membuyarkan konsentrasiku. isinya sederhana dan tidak terlalu panjang, "Dik,Mama doain kamu sukses slalu. Mama kangen kamu pulang". Serentak badanku disergap rasa rindu dan haru yang menggelegak. Dengan mata berkaca-kaca aku pun keluar dari kantor dan mencari tempat yang tenang. "aku pun rindu padamu Bu,bersabarlah, takkan lama lagi anakmu akan pulang" bisikku dalam hati.
Ibuku sayang yang selalu rajin tahajud dan puasa demi anak-anaknya, yang selalu penuh kasih sayang. Ibu yang tak pernah lupa berdoa untuk anaknya dirantau, tak mampuku membalas semuanya Bu...
Footnote :
1) Foto almarhum soeharto dicuplik tanpa permisi dari sini
2. Semenjak memutuskan berkrudung medio tahun 2003-an, ibu sudah tak lagi menganut gaya kremlin maupun gaya mussolini, tapi gaya orde baru :)
3). Bulan depan Ibu Ulang Tahun dan aku ada kado spesial buat beliau, ahh kangen nian ambo ni :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-Noncommercial-Share Alike 3.0 Unported License.
0 Comments:
Posting Komentar