Meskipun sempet terancam gak bakal dapat libur mudik, tapi Alhamdulillah
Tugas dan beban yang diberikan oleh si Bos akhirnya kelar juga, dan lebih cepat dari jadwal, heheheh thx God
Dan walhasil tepat H-1 aku udah menginjakkan kaki di tanah kelahiranku. Buat temen-temen yang belum tau, aku lahir di Kota Wonosari, Yogyakarta. Kota yang merupakan Ibukota Kabupaten Gunung Kidul ini terletak 40 km dari kota Yogya. Kota kecil ini terkenal sebagai penghasil TKI, TKW dan mbok jamu gendong Jakarta .
[malam takbiran.....]
Udah sebuah tradisi buat warga Wonosari untuk mengadakan takbiran keliling demi menyambut datangnya 1 Syawal 1429 H. Dan buat saya, menjadi sebuah keasyikan tersendiri untuk ikut dalam hiruk-pikuk manusia menjejali pojok=pojok jalan raya demi menyaksikan peristiwa setahun sekali ini. Di Wonosari takbiran keliling bukan saja sekedar masalah bertakbir menyebut asma Allah tapi adalah sebuah prestise bagi sebuah masjid atau mushola jika pada takbiran mampu menunjukkan aksi yang berbeda atau bahkan menjadi juara. Iya takbiran keliling adalah sebuah lomba ajang saling unjuk
kebolehan,,seruu banget kan!
Digambar ini bisa terlihat kan gimana warga Wonosari tumpah ruah di jalanan depan Lapangan Wonosari, kalau ngelihat antusiasme warga rasanya gak da alasan untuk kita gak ikut larut dalam suasana gembira bercampur rasa syukur
Ini dia yang bikin orang-orang pada geleng-geleng kepala semua, Masjid AL-Jihad
Di daerah Budegan Wonosari tampil sensasional. Remaja masjid dan takmir membuat miniatur perahu pinisi yang somehow bisa begitu mempesona. Perahu ini dipercantik dengan hiasan obr kecil-kecil yang kalau di lihat dari jauh seperti sebuah kapal sedang berenang-berenang di Samudera luas!
Maka jangan heran kalo mereka lah yang akhirnya meraih juara satu pada malam itu
Makin malam penonton makin membludak rute yang kurang lebih "hanya" 5 km itu masih gak cukup memuaskan penonton yang konon dah sejak maghrib berdiri dan menunggu takbir keliling.
Ini lagi ada yang unik, meski gak juara satu(entah juara berapa) pemuda-pemudi ini patut diacungi jempol. Meraka membuat miniatur masjid di sebuah pik-up. Mungkin judulnya masjid 1000 cahaya, karena banyak banget lampu warna-warni yang jadi pemanis nya.
[Keesokan Harinya, it's iedul fitri day....]
Matahari masih malu-malu muncul dari ufuk timur kota Wonosari, tapi itu samasekali gak jadi penghalang
buat umat muslim untuk berbondong-bodong menuju ke tanah lapang menunaikan shalat ied
Kami juga gak mau ketinggalan, Papa pagi-pagi dah mruput pake peci dan baju koko, gagah ya!
Nah Gak ketinggalan juga sepupuku si Nafis ini, tahun ini baru 1,5 thn. Dengan peci putih yang agak kekecilan dan baju koko warna biru di makin terlihat imuuuuttt...ganteng sepupuku satu ini, aku aja kalah
Wonosari bak kota penuh kenangan-kenangan indah, sesuatu yang akan selalu
Membuat hati ini selalu rindu untuk kesana...
Small city yang begitu damai...
Lihat ja gambar yang satu ini, , so amazing..
Ratusan umat muslim menghadap ke arah masjid Agung Wonosari dibawah deretan awan...haru aja rasanya dan ingin banget segera kembali kesana.
Mungkin ada yang bertanya-tanya, foto kamu mana Ndik ?!
Hahahaha..berhubung waktu mau solat saya dandan macam orang mau ngantor alias saltum..pake hem lengan panjang gitu (coz gak bawa baju koko sich!) saya jadi merelakan untuk gak nampang dulu,,malu ah!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-Noncommercial-Share Alike 3.0 Unported License.
0 Comments:
Posting Komentar