Selasa, 25 November 2008

Aang dan Filosofinya

My best friend, Aang (semuga dipanjangkan umur dan diberkahi hari-harinya,amien), pas suatu waktu di hari yang cerah mendadak bertamu ke rumahku. Sedikit Flashback ya, Aang ini adalah teman yang bener-bener macam Ustadz buatku. Dia tempat aku bertanya, tempat aku mengeluh dan tempat aku belajar banyak hal. SMA dulu aku sebangku ma Aang. Dia bener-bener seorang teman dalam suka dan duka. Ketika aku sedang berduka di putusin pacar, sohib satu ini menghiburku dengan bermain piano (He's really talented!) menyanyikan lagu -Muse; Unintended.
Wah rasanya pengen nangis sekenceng-kenceng nya waktu dia mainin tu lagu. Menyayat banget. Cuma di depan dia aku bisa menangis sepuasku even di tengah shalat Jum'at di Aula SMA. Lain lagi kalau aku lagi ceria, dapet pacar baru misalnya, meskipun otomatis aku lebih sering meluangkan waktu buat pacaran tapi toh Aang tetep temen di sgala occasion. Aku juga masih inget gimana strict nya dia ma perempuan. Dia kalo ngomong ma cewek gak pernah saling menatap mata, haram! Yang bikin aku makin kagum lagi bahkan ketika dia juga mengalami virus merah jambu itu, dia gak terus terbuai dan melakukan tindakan-tindakan yang tidak halal alias konsisten ma prinsip yang dia pegang (ini kata yang menurut saya paling tepat deskripsikan dia). Malahan dia makin puitis, makin lucu pokoknya hehehehe...
Dan kunjungan dia ke rumah waktu itu bener-bener ngobatin rasa kangenku ma dia.

Diatas kertas putih di ruang tamu ku tiba-tiba saja di langsung menggambarkan sesuatu. Aku bingung ngeliat ada garis dua terus masih pake digaris lagi jadi macam pagar gitu, kurang lebih begini gambarnya...


Aku sih tetep aja gak ngeh sama apa yang dia gambar itu, dan nampaknya Aang ngelihat tampang bloon ku itu (heheh jadi malu!).
"Kamu tau gambar ini maksudnya apa?" tanya dia.
"Gak tau Ang, mang tu apa sih!?"jawab ku.

Kemudian dengan telaten ia mnjelaskan bahwa itu adalah miniatur kehidupan manusia. Tentu saja saya terheran-heran gambar sederhana kayak gitu aja koq bisa jadi miniatur kehiudpan manusia !! Aang mengatakan bahwa garis pertama yang ada di paling atas sendiri itu adalah representasi dari umur kita, sedangkan garis panjang yang paling bawah itu adalah representasi dari angan-angan kita. Aku kemudian bertanya kenapa garis angan-angan lebih panjang?
"Ya karena manusia ini terus memiliki angan-angan, angan-angan besok mau ngapain, lusa mau ngapain, taun depan mau kemana pokoknya angan-angan manusia itu tidak akan ada habisnya, namun umur manusia tidak akan pernah mampu merealisasikan semua angan-angan itu, We don't live forever kan?!" kata Aang.
Saya termanggut-manggut dan mulai memahami miniatur bikinan Aang itu. Lalu garis-garis kecil yang melintang itu apa? menurut penjelasan Aang itu adaah representasi dari problema atau masalah. Artinya kurang lebih begini, manusia dalam menjalani hidup dia akan menghadapi satu problem pindah ke problem berikutnya, dari awal dia masih bayi dia sudah punya problem bicara belum jelas, ketergantungan pada Ibunya begitu beranjak remaja dan dewasa makin kompleks lah masalah yang manusia hadapi.
"Berarti dalam hidup tidak ada namanya hidup tanpa masalah dunk?!" kataku.
"Seperti yang kamu liat setiap inci umur kita setiap detik kita selalu punya problema entah besar entah kecil, benarkan kata orang bahwa hidup itu adalah perjuangan. Perjuangan mengatasi problem-problem yang dihadapi dalam hidup" kata Aang.

Sejenak aku kemudian merenung, dengan bantuan miniatur sederhana ini aku melihat hidup secara lebih holistik (menyeluruh) bukan lagi melihat secara satu persatu lagi karena sudah termakan rutinitas. Perbedaan cara pandang ini menawarkan sensasi yang berbeda buat diriku. Lamunanku dibuyarkan Aang dengan pertanyaan yang cukup mengagetkanku!
"Lalu kamu kalo sudah mencapai titik ini, apa yang kamu lakukan ?" kata Aang.
Dia menunjuk titik dimana itu adalah batas dari umurku. Jujur saja aku tidak siap dengan pertanyaan sangat mendasar macam ini. Aku serasa belum di bekali ilmu untuk membicarakan masalah ini. Belum selesai "loading"nya otakku, Aang kembali bertanya,
"usia kita sekitar 23-24 tahun, artinya jika harapan hidup orang Indonesia hanya sekitar 60 tahunan. Maka sudah 1/3 jatah umur telah kita lalui, sekarang coba kamu liat kebelakang, tindakan apa yang menurut kamu sudah bisa membuat kamu meninggalkan dunia dengan tenang dan bahagia menyongsong alam akhirat ?" tandas Aang.

Pertanyaan Aang ini makin membuat mesin-mesin di Otakku jadi ibarat mesin berkarat, serangkaian pertanyaan yang sederhana tapi jarang sekali dilontarkan orang kepadaku. Terus terang saja dalam hati aku menjawab "belum ada", iya belum ada satu dari tindakan ku di Dunia yang menurutku mampu menjawab pertanyaan Aang barusan! 1/3 usia aku habiskan dengan menjalani hidup as usual, paling hanya satu dua event yang memang berbeda. Tapi jujur saja ketika aku kemudian dengan keadaan seperti ini telah berada di batas usiaku! Wah ,,entah lah bagaimana perasaan ku saat itu.
Aang dengan filosofinya membuka cara berpikirku dan merubah cara pandangku terhadap hidup ini. Meskipun masih menyisakan banyak perenungan bagiku untuk mencari jawaban itu, namun paling tidak aku ucapkan terimakasih kepada sohibku ini. Youre the best Bro!

0 Comments:

Posting Komentar

 
;