Sabtu, 14 Februari 2009 0 Comments

Journal 04: Melihat Lebih Jauh

Really inspiring article..(andik,2009)


Originally Written By :
Herry Tjahyono (Corporate Culture Therapist& President The XO Way), Jakarta
Published in Kompas 14 Februari 2009


Ada dua kisah nyata inspiratif yang akan saya adaptasi. Pertama cerita tentang seorang plumber (tukang pipa). Alkisah, Bos Perusahaan otomotif terbesar di Jerman sedang pusing karena pipa keran air dirumahnya bocor, ia takut anaknya yang masih kecil terpleset dan jatuh. Maka setelah bertanya kesana-kemari, dia mendapatkan tukag pipa terbaik di kotanya. Melalui pembicaraan di telpon, sang tukang berjanji akan datang dua hari lagi untuk membetulkan pipa yang bocor itu. Esoknya tukang pipa menelpon dan menyatakan rasa terimakasihnya kepada Sang bos. Sang bos menjadi bingung. Sang tukang menjelaskan bahwa ia berterimakasih karena si Bos bersedia memakai jasanya dan rela menunggu sehari lagi.

Pada hari yang ditentukan, sang tukang bekerja dan selesai, lalu menerima upahnya. Dua minggu kemudian, sang tukang kembali menelpon dan menanyakan kepada Sang Bos, apakah keadaan pipa masih rewel atau tidak. Tak lupa lagi-lagi si Tukang berterimakasih karena sang Bos mau memakai jasanya. Sebagai catatan Tukang tersebut tidak tau bahwa si Bos adalah bos perusahaan Mercedez.

Dan akhirnya si Bos benar-benar terkesan dengan sang Tukang dan kemudian merekrutnya. Tukang tersebut bernama Christopher L Jr dan kini menjabat sebagai GM CUSTOMER SATISFACTION & PUBLIC RELATION MERCEDEZ BENZ.

Dalam sebuah wawancara, Christopher menjelaskan bahwa apa yang dilakukannya bukan sekedar after sales service, namun lebih dari itu. Dia memandang bahwa tugas utama yang diembannya bukan saja membetulkan pipa namun juga keselamatan dan kenyamanan pemakai jasanya. Christoper melihat lebih Jauh dari tugasnya.

Kisah berikutnya datang dari James Gwee, seorang tua bernama Mr. Lim bekerja "hanya" sebagai door checker (memeriksa engsel pintu kamar hotel) di sebuah hotel berbintang lima di Singapura. Puluhan tahun dia menjalani profesi tersebut namun dia tetap konsisten, bersungguh-sungguh, tekun dan sebaik-baiknya.
Ketika ditanya apa dia tidak bosan dengan pekerjaannya yang begitu-begitu saja, dia mengatakan, yang bertanya adalah orang yang tidak mengerti tugasnya. Bagi Mr Lim, tugas utamanya bukan lah memeriksa engsel pintu., namun memastikan keselamatan para tamu hotel.

Mayoritas tamu hotel adalah manajer senior dan top manajemen. Jika terjadi kebakaran dan ada engsel pintu yang macet, nyawa para manajer itu lah taruhannya. Jika manajer itu meninggal, perusahaannya akan menderita, jika kemudian bangkrut maka karyawannya akan menderita dan begitu juga keluarga dan istri anak manajer itu- Begitu jauh cara pandang Mr Lim terhadap pekerjaannya dan memang dia bukan hanya sebagai door checker.

Hikmah
Kedua manusia diatas adalah tipe manusia-manusia yang bukan manusia biasa (good people) namun mereka adalah great people! meski jabatan mereka untuk suatu saat itu "rendah dan biasa saja". Mereka memiliki sikap mental yang lebih tinggi daripada jabatan mereka.
Kisah ini memberikan pelajaran berharga, bahwa Pertama untuk menjadi manusia besar tidak semata-mata ditentukan oleh kemampuan teknis seseorang mengerjakan tugasnya. Kemampuan teknis (hard competence) boleh saja sama, tetapi sikap mental (soft competence) yang lebih menentukan seseorang menjadi orang yang besar atau tidak. Kedua, untuk mendapatkan soft competence tersebut maka kita harus melihat jauh kedepan dalam mengerjakan suatu hal (pekerjaan kita). Bukan hanya achievement saja, namun kita harus melakukan lebih. Kalau hanya mengerjakan sesuai job description saja, maka ini adalah tipikal manusia biasa.

Jumat, 13 Februari 2009 0 Comments

Journal 03: Kalau Cinta Jangan Cengeng



Saat lonceng pagi datang, getarkan relung hati kecilku
Akankah terasa lagi senja yang hadir seperti dulu..


Bayang dirimu Menghilang
Seiring kepak Camar Menjelang
Tiada yang lebih manis semanis engkau
ada disini..

( ADA BAND - KAU DAN KEAJAIBAN KECILMU )



0 Comments

Muak dengan Caleg


Sebenarnya apa sih yang diinginkan para caleg saat ini?
Berlomba-lomba dengan jor-jor an dana kampanye
Bahkan hingga taraf miliaran rupiah!
Dengan penuh semangat meyakinkan rakyatnya..
lewat janji-janji yang belum tentu terealisasi

Seorang caleg berkata "Kalau saya terpilih, saya akan memperjuangkan anggaran pendidikan 20%"
Caleg lain berkata "kalau saya terpilih, saya akan mendengar aspirasi rakyat"
Jadi kalau hanya terpilih saja mereka berjuang untuk rakyat jika tidak terpilih selesai sudah!


Maka pilih lah caleg dengan figur yang memang konsisten memperjuangkan rakyat, bukan tipikal yang berteriak-teriak lantang saat mendekati pemilu saja!
Pilih Caleg yang sebelum jadi caleg memang telah berjuang bagi rakyat..

Negeri ini memang blangsak,
ketika caleg-caleg penuh rekayasa, korup demi perebutan kekuasaan.. GOLPUT justru divonis Haram !!
Artinya mau tidak mau suka tidak suka contrenglah para caleg-caleg yang saat ini kurang lebih sama dengan pendahulu-pendahulunya. Pendahulu yang suka malas datang bersidang, asik kawin sana sini, dan asik kejar setoran lewat proyek-proyek.




Kamis, 05 Februari 2009 0 Comments

Asmara Dua Diana: Aku menunggumu di Malang


Nothing Special except the present of "si Malaikat Penggoda" yang bikin aku pengen banget nonton ni pilm. I Wont miss it! penelusuranku sich ni pilm masih beredar di Jakarta dan Sekitarnya, hmm mungkin 2 minggu lagi di Malang. Di Matos 21 sich masih Perempuan Sorbanan, ama Twilight.



Rabu, 04 Februari 2009 2 Comments

Journal 02: Even Beckham Start From The Bench



Dunia saat ini menjadi serba instan, skema "menjadi kaya dengan cepat" atau "kaya tanpa kerja" terlihat begitu menggiurkan dan tampak sangat menggoda. Mie goreng yang instan pula nampak menggiurkan dan menggoda setiap orang untuk mnikmatinya bukan? Namun semua seringkali sesat dan menipu!
Millenium dimana banyak individu-individu berperilaku secara otomatis, yang kepribadiannya telah dikarbit sedemikian rupa melalui kursus-kursus kperibadian sehingga senyumnya begitu sintetis, percakapan tanpa makna dan manipulatif. Semua dengan satu harapan mencari jalan pintas, dengan menambal sulam kperibadian, demi keuntungan pribadi. Sangat mudah menemui bentuk-bentuk praktek seperti itu saat ini, dunia penuh dengan muka-muka pria wanita pencari jalan pintass, berharap dapat melompati satu atau dua fase pertumbuhan demi menghemat waktu atau tenaga namun tetap mendapat hasil yang diharapkan(malas). Praktek ini terjadi di semua sendi kehidupan individu, keluarga, perkawinan dan organisasi.
Padahal secara alamiah alam mengajarkan prinsip tumbuh dan berkembang. Pada masa balita, seorang anak belajar untuk berguling, duduk, merangkak, kemudian berjalan hingga berlari. Tiap tahap penting dan membutuhkan waktu. Lalu apa yang terjadi jika kemudian kita memintasi sebuah proses dalam tahap tumbuh dan berkembang? Ambil contoh kita adalah pemain tenis yang baru 3 bulan berlatih kemudian terjun ke dalam game tataran tenis profesional, apa yang terjadi? Apakah dengan berpikiran optimis, yakin dan positif (kepribadian manipulatif) akan mampu mengantarkan hasil yang diharapkan?

Jawabannya tidak akan bisa. Hukum alam sudah jelas, tidak bisa melawan hukum alam tersebut. Setiap tahap tumbuh dan berkembang bukan untuk dilanggar atau diabaikan!
Maka jika berada di tingkat dua dan hendak ke tingkat lima maka lalui tingkat tiga terlebih dahulu..
Perjalanan Seribu mil dimulai dengan langkah pertama...
Hindari jalan pintas pada proses alami pertumbuhan, jangan pernah "membeli" budaya produktifitas, kualitas, semangat kerja dan peningkatan penjualan dengan gaya bicara kuat, latihan senyum dan bahagia buatan, kata-kata manipulatif, merger, akuisisi, kekerasan,paksaan, karena pondasi ini begitu lemah mengungkit kepercayaan sehingga malah akan mendatangkan kesuksesan semu.

Lihatlah Beckham, seorang superstar sepakbola, he starts from the bench! Dan tidak straight into the game..
so respect the process..


Minggu, 01 Februari 2009 2 Comments

Journal 01: Segalanya Menjadi Bosan dan Datar


Ada suatu masa dimana hidup begitu membosankan dan datar, motivasi rendah dan antusiasme menurun. Kalau sudah begini, mengerjakan apa saja jadi gak akan selese pun gak maksimal. Ini yang aku alami selama bulan Januari 2009 serasa dihantam dari segala arah, dari segala penjuru. Padahal 2009 ini adalah tahun-tahun penentuan dalam hidup! gilaa..bisa berantakan kalau begini caranya.
Disaat-saat down seperti saat itu,aku masih beruntung memiliki aunty yang so supportif, bisa memahami posisi sulit yang aku alami. Aunty yang udah jadi tutor handal selama aku kecil, saat aku udah beranjak dewasa dia masih ada disaat-saat genting. At least ada satu orang yang melihat aku dari sudut pandang berbeda, gak tendesius, gak menyudutkan dan gak menghakimi.

Aunty says "Hehehe..andik..andik..kamu kena karma ku tuch! "
Andik says " Iya nich Bul, koq bisa ya apa yang kamu alami aku alami juga, mirip banget!"
Aunty says " Haha..Ya kamu sabar aja, ini pendewasaan diri buat kamu!! kalau aku dulu gak bisa menerima dengan keadaan itu akhirnya malah kacau semuanya. Padahal yang harus kita lakuin adalah menerima, karena Allah pasti kasih kita yang terbaik"
Andik says "iya sih Bul, huuu tapi semacam setback aja! tapi emang sich ini jadi turning point buat aku. Semua mendadak jadi jelas!"
Aunty says "kalau kamu udah belajar bagus itu! ya sudah next time sambung lagi ya"
Andik says "Oke, thanks "



Hidup selalu menawarkan realita yang dinamis, jadi kalau terasa membosankan dan datar, aku rasa pasti ada yang salah dengan cara pandangku.
Aku coba untuk melakukan pembaruan diri. Pembaruan diri dimulai dengan mencari arti atau motivasi baru di balik kejadian-kejadian yang udah aku lalui selama ini, dan ini yang aku simpulkan :
1. Seringkali aku begitu mudah untuk mendelegasikan tugas atau kewajiban yang harusnya bisa diselesaikan hari ini menjadi selesai esok hari. Padahal R. Covey mengatakan bahwa dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu, ada otot emosional yang dilatih. Jika kita memaksakan diri kita hingga ke batas kesabaran ketika mengerjakan sesuatu, kita dengan segala upaya dan kesabaran mengerjakan tugas tersebut, maka otot dan serat emosional kita akan pecah dan alam kemudian akan memeprbaikinya dan kita akan menjadi lebih kuat lagi. Maka yang akan aku lakukan adalah ketika tugas diberikan hari itu maka sebisa mungkin di kerjakan hari itu juga, kerjakan hingga batas kemampuan yang kita miliki. Jangan melemah dan menganggap enteng alih-alih malah meninggalkan. Lakukan saat ini juga. Dengan demikian tubuh menjadi terlatih, tidak malas justru proaktif! dan ini memepngaruhi paradigma,harga diri dan integritas secara mendalam
2. Pertempuran terbesar dalam kehidupan terjadi saban hari direlung-relung terdalam jiwa kita. Jika kita mampu memenangi persoalan yang bertentangan di dalam, maka kita akan merasa damai. Jika motif seseorang salah maka tidak ada yang dapat menjadi benar!! Maka tidak ada bedanya ptugas pos, penata rambut, sales, ibu rumah tangga, presiden-apa saja selama dalam konteks melayani orang lain. Namun ketika kita hanya peduli pada diri kita sendiri maka kita menjadi kurang baik.
3. Mengasah diri dengan membatasi menonton televisi maupun kegiatan-kegiatan yang tidak produktif. Mentargetkan membaca buku-buku bermutu sebulan sekali, rajin menulis jurnal maupun tulisan lain di blog, sehingga anda perluasan wawasan dan mengenali pikiran terbaik yang sekarang atau yang pernah ada di dunia.

Semoga dengan menjalani 3 poin ini maka hidup tidak lagi bosan dan datar

 
;